Jadi Komoditas Unggulan, Bengkulu Segera Dirikan Pabrik Kopi
BENGKULU - Pabrik kopi skala besar pertama di Bengkulu siap beroperasi. Pabrik
yang berdiri di Kabupaten Bengkulu Tengah itu siap mengolah kopi dengan
kapasitas 10 ton perjam.
Menurut Gubernur
Rohidin Mersyah, Bengkulu merupakan provinsi penghasil kopi terbesar
ketiga di Indonesia. Produksinya mencapai 70 hingga 80 ribu ton
pertahun. Kopi Bengkulu dihasilkan dari kebun rakyat yang telah turun
temurun. Berdirinya pabrik pengolahan kopi itu, diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan petani bahkan menaikkan neraca ekspor.
"Komitmen
pemerintah terus meingkatkan investasi. Kini satu pabrik kopi siap
beroperasi, bahkan menargetkan April bisa ekspor. Gerbang ekspornya kita
siapkan melalui Pelabuhan Pulau Baai. Intinya, kita berharap
beroperasinya pabrik ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Bengkulu," kata Rohidin usai resmikan pabrik milik PT. Citra Kopi
Bengkulu, Kamis (13 Desember 2018)
Kopi Bengkulu,
lanjut Rohidin, merupakan komoditas unggulan. Akan tetapi brandingnya
perlu dibangun lebih kuat dan paten. Sehingga hasil komoditas juga bisa
mengangkat nama daerah. Tak hanya itu, pemberdayaan petani juga perlu
dilakukan agar kualitas dan kuantitas produksi kopi dari kebun rakyat
bisa meningkat.
"Produksi perhektar pertahunnya
masih rendah. Kita bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten, perkuat
komoditas ini dengan pemberdayaan. Kita ini miliki Robusta dengan cita
rasa yang khas. Makanya branding kita bangun, petani kita berdayakan,
ekspornya kita dorong," ujar Rohidin.
Dalam
kesempatan yang sama, Bupati Bengkulu Tengah Feri Ramli menuturkan,
berdirinya pabrik pengolahan kopi di wilayahnya akan memberikan dampak
ekonomi yang cukup signifikan. Itu lantara ada penyerapan tenaga kerja,
juga jalinan kerja sama petani dengan perusahaan.
"Kita
memang harus bisa meningkatkan produksi, kualitasnya juga. Persoalan
ijin pakai kawasan untuk kebun kopi rakyat juga kita harus selesaikan.
Sehingga petani tidak lagi dihadapkan dengan masalah penggunaan lahan,"
terangnya.
Sementara, ketua AEKI Irfan Anwar
yang hadir saat itu menyakini Kopi Bengkulu bisa menaikkan neraca
ekspor. Apalagi ketika pemerintah dan stake holder perkopian mulai dari
petani dan pengusaha bersinergi.
"Jawa Barat
saja bisa ekspor kopi karena memang bisa menciptakan varian produk yang
unik. Bengkulu, dengan sinergi yang saya lihat, tentu bisa menjadikan
kopi Bengkulu mendunia, dan saatnya kita manfaatkan promosi serta
marketing digital," demikian tutur Irfan.(bro)
Tidak ada komentar