Bengkulu Menjadi Spirit Kemerdekaan Indonesia
Bengkulu – Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Wilayah Bengkulu, gelar Orasi Kebangsaan, di Gedung Daerah Bengkulu, Jumat ( 11/01/2019).
Orasi Kebangsaan oleh Presidium Nasional KAHMI, Hamdan Zoelva ini, bertajuk “Penguatan Civil Society Dalam Demokrasi Modern Sebagai Upaya Membangun Peradaban Indonesia Masa Depan.”
Dalam orasinya, Hamdan Zoelva memaparkan gambaran demokrasi yang baik berlandaskan kemasyarakatan.
Menurutnya,
Demokrasi itu untuk memberikan otonomi luas kepada individu dan
masyarakat guna berpartisipasi dan menentukan jalannya pemerintahan.
Dalam alam demokrasi modern, peran pemerintah banyak diberikan kepada rakyat, dan negara mengurangi otoritas dan kewenangan.
Sehingga,
gerakan society terkadang diangggap menggerogoti negara, mengurangi
kewenangan negara. Dirinya menilai, pemberian peran kepada civil society
untuk urusan pemerintahan bukanlah hal yang salah, namun bukanlah
memberikan kewenangan yang secara penuh tanpa kontrol yang ketat dari
pemerintah.
“Tugas
pemerintah hanya sebagai kontrol, diberikan keada masyarakat civil
society dan tentukan target,” ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi
ini.
Dengan
demikian, tambahnya, negara hanya memegang urusan-urusan tertentu,
namun terus mengayomi sebagai kepala keluarga dalam mengontrol jalannya
roda pemerintahan.
“Itulah
pemerintahan yang modern dan demokratif, dimana urusan pemerintah
diberikan kepada rakyat untuk melaksanakannya dan pemerintah
mengontrolnya,” kata Ketua Umum Laznah Tanfidziyah Sarekat Islam ini.
“Itulah hakekat demokratisasi, privatisasi dan birokatisasi,” tambahnya.
Pria
yang berasal dari kota Bima Nusatenggra Barat ini juga menyinggung
tentang sejarah yang ada di Bengkulu dalam perannya bagi kemerdekaan
Indonesia.
Bengkulu,
menurutnya salah satu peran sejarah yang penting dalam perjalanan
sejarah kemerdekaan Indonesia. Karena di Bengkulu ini lahir seorang Ibu
Negara pertama sebagai penjahit bendera pusaka Merah Putih.
“Saya
kira peran sejarah di Bengkulu harus terus diingati, bahwa monument
Fatmawati yang dapat mengingati bahwa keturunan Presiden Pertama
Soekarno ada di Bumi Rafflesia ini,” tutupnya.
Gubernur
Bengkulu Rohidin Mersyah dalam sambutannya berharap, orasi kebangsaan
ini dapat membuka mata dunia, bahwa di Bumi Rafflesa ini memiliki
spririt kebangsaan dengan adanya peran sejarah yang dimilikinya.
“Saya
ingin orasi kebangsaan ini dapat membuka mata Indonesia bahwa Bengkulu
menjadi siprit Indoesia seperti awal kemerdekaan,” tutur Rohidin.
Dirinya
ingin menonjolkan dalam skala nilai kebangsaan itu ada di Bengkulu,
dengan adanya sejarah kebangsaan dimana saat Ir. Soekarno diasingkan ke
Bengkulu serta sejarah ibu Fatmawati, ibu negara pertama sebagai
penjahit bendera pusaka Merah Putih.
Hal
itu menurutnya dapat mejadi spirit bagi Indonesia, bahwa Bumi Rafflesia
ini merupakan salah satu peran sejarah penting dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia ini.
“Nilai- Nilai kebangsaan itu ada di Bengkulu untuk Indonesia,” pungkasnya.
Tidak ada komentar