Peduli Kebudayaan, Gubernur Bengkulu Diganjar Peringkat 4 IPK Terbaik
Bengkulu - Pemerintahan
Guberur Rohidin Mersyah, selain konsen dengan pembangunan serta
pembenahan insfrastruktur, juga menaruh perhatian yang baik dalam
memajukan kebudayaan daerah. Hal ini terbukti Bengkulu menempati
peringkat ke empat nasional Indek Pembangunan Pemajuan Kebudayaan (IPK),
dalam peluncuran IPK, di Istora Senayan, Jakarta (10/10).
"Alhamdulilah
Indek Pembangunan Pemajuan Kebudayaan Bengkulu menempati posisi ke 4
dengan angka 59,95 dan mengungguli angka rata-rata nasional yang hanya
53,74 serta selisih tipis dengan Jawa Tengah yang menempati peringkat ke
3 dengan angka 60,05," ujar Rohidin.
Dengan
Capaian ini, Rohidin mengajak masyarakat Bengkulu bersama-sama menjaga
kearifan lokal, salah satunya melalui berbagai event yang rutin
diselenggarakan pemerintah daerah.
Di
bawah kepemimpinan Gubernur Rohidin mersyah, perhelatan event dengan
berbagai konten kearifan lokal selalu dikemas dengan apik. tak
tanggung-tanggung, beberapa event unggulan daerah, secara konsisten
masuk dalam top event nasional.
Bagi
Rohidin, kebudayaan adalah adalah salah satu roh kelangsungan hidup
bangsa, "kearifan lokal adalah identitas kita sebagai bangsa," tegas
Rohidin.
"Bengkulu
Berbudaya harus kita jaga bersama. Bukan anti terhadap modernitas, mari
bersama wujudkan Bengkulu yang modern tapi tetap mencintai dan
melestarikan budaya yang kita miliki," tambah Rohidin sembari berharap
Indek Pembangunan Pemajuan Kebudayaan Bengkulu naik peringkat di
kesempatan berikutnya.
Indek
Pembangunan Pemajuan Kebudayaan merupakan suatu instrumen yang disusun
bersama antara Kemendikbud, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN/Bappenas), dan Badan Pusat Statistik (BPS), untuk mengukur capaian
pembangunan kebudayaan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Terdapat
31 indikator penyusun indeks tersebut yang dirangkum dalam tujuh
dimensi pengukuran, yaitu sektor Ekonomi Budaya, Pendidikan, Ketahanan
Sosial Budaya, Warisan Budaya, Ekspresi Budaya, Budaya Literasi, dan
Gender.
Berikut peringkat 10 besar Indek Pembangunan Pemajuan Kebudayaan tahun 2018;
1. DI. Yogyakarta (73,79)
2. Bali (65,39)
3. Jawa Tengah (60,05)
4. Bengkulu (59,95)
5. Nusa Tenggara Barat (59,92)
6. Kepulauan Riau (58,83)
7. Riau (57,47)
8. Jawa Timur (56,66)
9. Sulawesi Utara (56,02)
10. DKI Jakarta (54,67)
Pemerhati Kebudayaan Bengkulu Apresiasi Capaian Gubernur Rohidin
Gubernur
Bengkulu Rohidin Mersyah, dinilai sebagai sosok yang memiliki perhatian
tinggi dalam mewujudkan Bengkulu yang berbudaya.
"Di
bawah kepemimpinan pak Rohidin, Pak Rohidn sudah berfikir panjang
bagaimana mengangkat potensi kebudayaan yang ada di Bengkulu, ada upaya
dan tindakan positif yang telah dilakukan. Saya melihat di setiap event,
konten kebudayaan lokal selalu muncul dan terawat dengan baik. Artinya
sebagai seorang pemimpin Bengkulu, pak Rohidin sudah menunjukkan,
kepedulian terhadap kebudayaan lokal," ujar Paulus Sianuok Nurodom yang
akrab disapa Taufik ini, menanggapi capaian pemerintah Provinsi Bengkulu
yang masuk dalam peringkat ke empat nasional Indek Pembangunan Pemajuan
Kebudayaan (IPK), di Istora Senayan, Jakarta (10/10).
Menurut
pria yang sudah 25 tahun malang melintang di sektor kebudayaan
khususnya teater ini, sosok Rohidin memiliki keberanian dalam memajukan
sektor kebudayaan di daerah yang dipimpinnya.
"Tidak
sebatas peduli, tapi pak Rohidin berani mencoba mewujudkan dalam
beberapa event yang telah diselenggarakan. Saya rasa tidak semua kepala
daerah punya keberanian seperti ini,"tambah Taufik yang selama 7 tahun
pernah berproses di Taman Ismail Marzuki Jakarta ini.
Kalau
pun ada keurangan disana sini, lanjut Taufik, saya rasa wajar dalam
sebuah proses, "tapi niat baik dari seorang pak Rohidin, itu yang harus
kita acungkan jempol. niat baik beliau untuk mengangkat kebudayaan lokal
Bengkulu di kancah nasional maupun international, beliau punya
keinginan tinggi untuk mewujudkan Bengkulu yang berbudaya," lanjutnya.
Taufik
berharap, ke depan, gubernur Rohidin lebih inten meminimalisir jarak
antara pemerintah daerah dengan para penggiat kesenian dan kebudayaan
Bengkulu.
"Selain itu,
sarana penunjang juga bisa dibenahi, agar tercipta kesinampungan dalam
merawat kebudayaan Bengkulu. Pemerintah memiliki andil besar dalam
memajukan kebudayaan daerah" pungkasnya.
Apresiasi
serupa atas capaian sektor kebudayaan di Provinsi Bengkulu, juga
dilontarkan Pemerhati Sejarah dan Budaya Bengkulu, Benny Hakim Benardie.
"Syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Provinsi Bengkulu mendapatkan peringkat ke
empat. Ini sudah seyognyanya, karena peradaban kebudayaan yang ada di
Bengkulu sudah ada Sebelum Masehi. Hingga saat ini kebudayaan yang ada
masih diwujudkan dalam prilaku dan peradatan, meskipun persentasi
pemajuan kebudayaan itu dalam proses menuju maksimalisasi pengungkapan
kebudayaan. Itu tampak dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini," ujar
Benny Hakim Benardie.
Benny
juga mengapresiasi konten kearifan lokal terus dimunculkan di berbagai
perhelatan, "memang sudah seharusnya kearifan lokal mulai dimunculkan
dan digiatkan. Ini merupakan sikap mengangkat 'Arai Terendam'.
Mengangkat identitas diri, jati diri dari sikap primordialisme daerah.
Mengangkat muatan lokal yang dilakukan Gubernur Rohidin, tentunya semua
warga Provinsi Bengkulu memberikan apresiasi, ini akan berdampak
ekonomis dan sosiologis bagi pembangunan yang ada" tambah Benny.
Benny berharap, ke depan, pemerintah daerah terus konsen dan konsisten dalam pemajuan kearifan lokal Bengkulu.
"Provinsi
Bengkulu yang notabene kaya akan kekayaan peradaban kebudayaan,
termasuk sejarah, perlu peran pemerintah, dalam hal ini, kepala daerah
tetap konsen dan konsisten terhadap pemajuan muatan lokal. Perlu
literatur untuk menginggatkan generasi mendatang," pungkas Benny.
Tidak ada komentar